Nama : Adian ali pratama
Kelas : 1KA27
NPM : 10120026
Ilmu Pengetahuan Teknologi Dan Kemiskinan
· Ilmu Pengetahuan
A. Pengertian ilmu pengetahuan
Ilmu
pengetahuan terdiri dari dua kata,“ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang
masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada
keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara
teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis,
metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan
sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan
teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan
merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Dan oleh
Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan
batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan persatuan antara budi dan
pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan
diperoleh sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan
akal-budi, pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana
untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga
tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan
aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan
diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan
hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup
ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism
merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen aksiologis adalah asas
menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha dasar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagau segi kenyataan dalam alam manusia. Segi- segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangnya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
B. Sikap ilmiah
Untuk mencapai suatu
pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah,
yang meliputi empat hal yaitu :
- Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi
pengetahuan ilmiah yang obeyktif
- Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang
dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan
terhadap hipotesis yang ada.
- Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat
diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
- Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma
terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
· TEKNOLOGI
A. Pengertian Teknologi
Teknologi
adalah sebuah pengetahuan yang ditujukan untuk menciptakan alat, tindakan
pengolahan dan ekstraksi benda. Istilah “teknologi” telah dikenal secara luas
dan setiap orang memiliki cara mereka sendiri memahami pengertian teknologi.
Teknologi digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan
kita sehari-hari, secara singkat; kita bisa menggambarkan teknologi sebagai
produk, proses, atau organisasi. Selain itu, teknologi digunakan untuk
memperluas kemampuan kita, dan yang membuat orang-orang sebagai bagian yang
paling penting dari setiap sistem teknologi yang ada dan berkembang
disekitarnya.
Teknologi
juga merupakan aplikasi dari sains untuk memecahkan masalah. Tapi apa yang
harus kita ketahui adalah bahwa teknologi dan sains adalah subyek yang berbeda
yang bekerja dari tangan-ke-tangan untuk menyelesaikan tugas tertentu atau
memecahkan suatu masalah tertentu.
Ada 3 klarifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu :
1. Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress). Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama
2. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor – saving technological progress). Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
3. Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital saving technological progress)
B. Ciri Ciri Fenomena Teknik Pada Masyarakat
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja
(1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Rasionalitas, artinya tindakan
spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan
perhitungan rasional.
2.
Artifisialitas, artinya selalu
membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3. Otomatisme, artinya dalam hal
metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula
dengan teknik mampu mengelimkinasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan
teknis.
4.
Teknis berkembang pada suatu
kebudayaan.
5.
Monisme, artinya semua teknik
bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
6. Universalisme, artinya teknik
melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai
kebuadayaan.
7. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip sendiri.
C. Ciri Ciri Teknologi Barat
Teknologi tepat guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi
Barat, yang sering masuk dengan ditunggangi oleh segelintir orang atau kelompok
yang bermodal besar. Ciri-ciri teknologi Barat tersebut adalah:
1. Serba intensif dalam segala
hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja dll. Sehingga lebih akrab dengan
kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
2.
Dalam struktur sosial,
teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
3. Kosmologi atau pandangan
teknologi Barat adlaah menganggap dirinya sebagai pusat yang lain feriferi,
waktu berkaitan dengan kemanjuan secara linier, memahami realitas secara
terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan
alam.
·
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Nilai
Ilmu
dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai paradigma etika
(Jujun S. Suriasumantri, 1984). Ilmu dipandang sebagai proses karena ilmu
merupakan hasil dari kegiatan sosial, yang berusaha memahami alam, manusia dan
perilakunya baik secara individu atau kelompok. Apa yang dihasilkan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini, merupakan hasil penalaran (rasio) secara
objektif. Ilmu sebagai produk artinya ilmu diperoleh dari hasil metode
keilmuwan yang diakui secara umum dan universal sifatnya. Oleh karena itu
ilmu dapat diuji kebenarannya, sehingga tidak mustahil suatu teori yang sudah
mapan suatu saat dapat ditumbangkan oleh teori lain. Ilmu sebagai ilmu, karena
ilmu selain universal, komunal, juga alat meyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak
begitu saja mudah menerima kebenaran.
Sedangkan pengetahuan adalah
pikiran atau pemahaman diluar atau tanpa kegiatan metode ilmiah, sifatnya dapat
dogmatis, banyak spekulasi dan tidak berpijak pada kenyataan empiris. Sumber
pengetahuan dapat berupa hasil pengalaman berdasarkan akal sehat (common sense)
yang disertasi mencoba-coba, intuisi (pengetahuan yang diperoleh tanpa
pembalaran) dan wahyu (merupakan pengetahuan yang diberikan Tuhan kepada para
Nabi atau UtusanNya).
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki 3 (tiga) komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya dimana ketiganya erat kaitannya dengan nilai moral yaitu:
1. Ontologis (Objek Formal Pengetahuan)
Ontologis dapat diartikan hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya
2. Epistemologis
Epistemologis seperti diuraikan diatas hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan.
3. Aksiologis
Aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Kaitan
ilmu dan teknologi dengan nilai moral, berasal dari ekses penerapan ilmu dan
teknologi sendiri. Dalam hal ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan:
1. Golongan yang
menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral terhadap nilai-nilai baik
secara ontologis maupun aksiologis, soal penggunaannya terserah kepada si
ilmuwan itu sendiri, apakah digunakan untuk tujuan baik atau buruk. Golongan
ini berasumsi bahwa kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga
nilai-nilai kemanusiaan lainnya dikorbankan demi teknologi.
2.
Golongan yang
menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral hanya dalam batas-batas
metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya harus
berlandaskan pada asas-asa moral atau nilai-nilai. Golongan ini berasumsi bahwa
ilmuwan telah mengetahui ekses-ekses yang terjadi apabila ilmu dan teknologi
disalahgunakan.
· Kemiskinan
A. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti
makanan,pakaian,tempat berlindung,dan air minum,hal ini berhubungan eratdengan
kualitas hidup.Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan kehormatan
yang layak sebagai warga Negara.Kemiskinan merupakan masalah global.
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis
kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan
sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana
posisi pendapatannya ditengah tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif
manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan
apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan
tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang
dialaminya.
Dasar ukuran yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri, sebagai berikut :
1. Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan.
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatansendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha.
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar, karena harusmembantu orang tua mencari tambahan penghasilan.
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. (self employed)berusaha apa saja.
6. Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan.
C. Fungsi Kemiskinan
Menurut teori Fungsionalis dari Statifikasi (tokohnya Davis), kemiskinan memiliki sejumlah fungsi yaitu:
1. Fungsi Ekonomi
Penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas (masyarakat pemulung).
2. Fungsi Sosial
Meninmbulkan altruisme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan amal.
3. Fungsi Kultural
Sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia.
4. Fungsi Politik
Berfungsi sebagai
kelompok gelisan atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok
lain.
Komentar
Posting Komentar