Nama : Adian ali pratama
Kelas : 1KA27
NPM : 10120026
PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
·
Perbedaan
kepentingan
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku
karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya
esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil
memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya
kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya
maupun bagi lingkungannya.
Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan
cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan
pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang
yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka
dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan
kepentingan itu antara lain berupa:
- kepentingan individu untuk
memperoleh kasih sayang
- kepentingan individu untuk
memperoleh harga diri
- kepentingan individu untuk
memperoleh penghargaan yang sama
- kepentingan individu untuk
memperoleh prestasi dan posisi
- kepentingan individu untuk
dibutuhkan orang lain
- kepentingan individu untuk
memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
- kepentingan individu untuk
memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
- kepentingan individu untuk
memperoleh kemerdekaan diri
Kenyataan-kenyataan seperti itu menunjukkan
ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan
melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama dalam tinjauan
konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara harapan dengan
kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan itu disebabkan oleh sudut pandang
yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang kendali ideologi
dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
· Prasangka diskriminasi dan ethosentris
A. Diskriminasi
Diskriminasi ialah perlakuan pembedaan,
pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau tak langsung terhadap orang atau
kelompok dengan didasarkan pada gender,ras, agama,umur, status sosial, status
ekonomi, bahasa, keyakinan politik, atau karakteritik yang lain.
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang
tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan
suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia,
Ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
B. Ethosentris
Etnosentrisme adalah
sikap yang menggunakan pandangan dan cara hidup dari sudut pandangnya sebagai
tolok ukur untuk menilai kelompok lain.
Apabila tidak dikelola
dengan baik, perbedaan budaya dan adat istiadat antarkelompok masyarakat
tersebut akan menimbulkan konflik sosial akibat adanya sikap etnosentrisme.
Sikap tersebut timbul karena adanya anggapan suatu kelompok masyarakat bahwa
mereka memiliki pandangan hidup dan sistem nilai yang berbeda dengan kelompok
masyarakat lainnya.
Etnosentrisme akan
terus marak apabila pemiliknya tidak mampu melihat human encounter sebagai
peluang untuk saling belajar dan meningkatkan kecerdasan, yang selanjutnya
bermuara pada prestasi. Sebaliknya, kelompok etnis yang mampu menggunakan
perjumpaan mereka dengan kelompok-kelompok lain dengan sebaik-baiknya, di mana
pun tempat terjadinya, justru akan makin meninggalkan etnosentrisme. Kelompok
semacam itu mampu berprestasi dan menatap masa depan dengan cerah.
·
Pertentangan sosial ketegangan dalam masyarakat
Pengertian dari
Konflik adalah tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan
orang dengan mengartikannya sebagai petentangan yang kasar atau perang. Dalam
hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dari situasi konflik,
yaitu :
1.
Terdapat dua tau lebih unit-unit atau
bagian yan terlibat dalam konflik.
2.
Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan -
perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan.
3.
Terdapat interaksi diantara bagian-bagian
yang mempunyai perbedaan tersebut.
Konflik juga merupakan suatu tingkah laku yang
dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebenciaan
atau permusuhan, berikut ada beberapa cara pemecahan konflik yaitu :
1.
Eliminaton yaitu pengunduran diri salah
satu pihak yang terlibat dalam konflik yang diungkapan dengan : kami mengalah,
kami keluar, kami membentuk kelompok sendiri.
2.
Subjugation atau domination, artinya
orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau
pihak lain untuk mentaatinya.
3.
Mjority Rule artinya suara terbanyak
yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan
argumentasi.
·
Golongan – golongan yang berbeda dan
integrasi sosial
Golongan
– golongan yang berbeda dan integrasi sosial :
A. Masyarakat
Majemuk dan Nation Indonesia
Masyarakat Indonesia
digolongkan sebagai masyarakat sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari
berbagai suku bangsa dan golongan social yang dipersatukan oleh kekuatan
nasional yang berwujud Negara Indonesia. Untuk lebih jelasnya dikemukakan aspek
dari kemasyarakatan tersebut:
1.
Suku bangsa dan kebudayaan
2.
Agama
3.
Bahasa
4.
Nasion Indonesia
B. Integrasi
Masalah besar yang
dihadapi bangsa Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat
yang majemuk. Integrasi bukan peleburan. Tetapi keserasian persatuan.
Variable-variabel yang
dapat menjadi penghambat dalam integrasi adalah:
1.
Klaim/tuntutan penguasaan atas
wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
2.
Isu asli tidak asli, berkaitan dengan
perbedaan kehidupan ekonomi antara warga Negara Indonesia asli dengan keturunan
(Tionghoa, Arab).
3.
Agama, sentiment agama dapat digerakkan
untuk mempertajam perbedaan kesukuan.
C. Integrasi
Sosial
Dapat diartikan adanya
kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari individu, keluarga,
lembaga masyarakat secara keseluruhan. Integrasi masyarakat akan terwujud
apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada dimasyarakat sehingga tidak
terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang saling melengkapi dan
tumbuh integrasi tanpa paksaan.
·
Integrasi
nasional
Integrasi
Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat
menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat
kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula
diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin
meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah (Mahfud MD, 1993:
71).
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar
baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak
positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia
secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan
rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya
menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang
melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula
sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Contoh-contoh
penghambat integrasi nasional :
1.
Perbedaan kepentingan, dengan masyarakat
yang majemuk tentu akan menimbulkan pula perbedaan kepentingan antara
yang satu dan yang lain, dan bila tidak disikapi secara dewasa hal ini juga
dapat menimbulkan gesekan gesekan masyarakat.
2.
Diskriminasi, adalah perlakuan yang
tidak adil dan memihak hanya kesatu pihak saja.
3. Masih berkembangnya paham ethosentris,
yaitu paham yang menganggap budayanya adalah yang paling unggul dan merendahkan
budaya yan lainnya.
4. Masih maraknya isu keagamaan dan saling
menjelek-jelekkan antara agama yang satu danyang lainnya.
5.
Kurangnya rasa persatuan dan kesatuan
6.
Bhinneka tunggal ika hanya sebatas
wacana namun tidak pernah diterapkan atau di praktekkan.
Contoh-contoh pendorong
integrasi nasional :
1.
Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar
menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang.
2.
Rasa cinta tanah air terhadap bangsa
Indonesia.
3. Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah
belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.
4. Adanya sikap kedewasaan di sebagian
pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar
tidak terjadi perpecahan bangsa.
5.
Adanya
rasa senasib dan sepenanggungan
6. Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya kedamaian.
DAFTAR
PUSTAKA
·
https://peneranganteknologi.wordpress.com/2018/11/28/pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/
·
http://fradhika-virgantara.blogspot.com/2010/11/perbedaan-kepentingan.html
·
https://shatriacesarya.wordpress.com/2010/12/26/prasangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme/
·
http://ilmusosialdasar-lintang.blogspot.com/2012/10/prasangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme.html
Komentar
Posting Komentar